Selasa, 10 Maret 2009

0 comments

INISIASI 2

TEKNIK (STRATEGI) PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD

Saudara, perjumpaan kita kali ini akan membicarakan “Teknik (Strategi) Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Materi ini merupakan lanjutan dari inisiasi yang terdahulu. Materi ini sangat penting bagi Saudara. Dengan mengetahui dan menguasai materi ini Saudara dapat menciptakan berbagai teknik pembelajaran sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran dapat meningkat. Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa dapat memberikan contoh berbagai teknik pembelajaran bahasa Indonesia di SD.

Untuk membantu Saudara mencapai kompetensi itu, materi ini dibagi menjadi dua subunit, yaitu:

!) Strategi pembelajaran bahasa lisan dan penerapannya melalui kegiatan

bercerita dan dramatisasi dan

2) Strategi pembelajaran bahasa tulis.

Strategi Pembelajaran Bahasa Lisan dan Penerapannya melalui Kegiatan Bercerita dan Dramatisasi

Saudara, strategi dan teknik dalam proses pembelajaran merupakan dua istilah yang sering digunakan oleh guru . Strategi merupakan rencana yang cermat mengenai suatu kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan siasat merupakan siasat yang dilakukan guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal.

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang menjadi sasaran pokok, yaitu menyimak, berbicara, menuli, dan membaca. Keterampilan menyimak dan berbicara dikategorikan dalam keterampilan berbahasa lisan, sedangkan keterampilan menulis dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa tulis.

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan yang amat fungsional dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dengan keterampilan menyimak dan berbicara kita dapat memperoleh dan menyampaikan informasi. Kegiatan

Inisiasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD 1

menyimak dan berbicara tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menyimak dan berbicara dengan baik.

Agar pembelajaran berbahasa lisan memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran yang digunakan guru harus memenuhi kriteria berikut.

1) Relevan dengan tujuan pembelajaran

2) Menantang dan merangsang siswa untuk belajar

3) Mengembangkan kreativitas siswa secara individual ataupun kelompok.

4) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran

5) Mengarahkan aktivitas belajar siswa kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

6) Mudah diterapkan dan tidak menuntut disediakannya peralatan yang rumit.

7) Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

Pada kesempatan ini kita akan membicarakan strategi pembelajaran berbahasa lisan untuk kelas 3-6 SD. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD, dapatlah dikemukakan beberapa strategi pembelajaran berbahasa lisan sebagai berikut:

1) Simak - Kerjakan

Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.

2) Simak - Terka

Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.

3) Simak --Berantai

Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.

4) Identifikasi Kalimat Topik

Guru membacakan sebuah paragraf lalu siswa menuliskan kalimat topiknya

5) Pemberian Petunjuk

Teknik pemberian petunjuk ini dilakukan dengan cara guru memberikan sevuah petunjuk, seperti petunjuk mengerjakan sesuatu, petunjuk mengenai arah atau letak suatu tempat yang memerlukan sejumlah persyaratan. Petunjuk harus jelas, singkat, dan tepat. Pemberi petunjuk ini dapat dilakukan oleh guru kepada murid atau sesama murid.

2 Inisiasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

6) Bermain Peran

Bermain peran adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan. Tujuannya adalah (1) melatih siswa untuk menghadapi situasi yang sebenarnya, (2) melatih praktik berbahasa lisan secara intensif, dan (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya berkomunikasi.

Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang yang diperankannya. Dari segi bahasa berarti siswa harus mengenal dan dapat menggunakan ragam-ragam bahasa yang sesuai.

7) Dramatisasi

Dramatisasi atau bermain drama adalah kegiatan mementaskan lakon atau cerita. Biasanya cerita yang dilakonkan sudah dalam bentuk drama. Guru dan siswa terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah atau skenario, perilaku, dan perlengkapan. Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran. Melalui dramatisasi, siswa dilatih untuk mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan

Strategi Pembelajaran Bahasa Tulis

Saudara, keterampilan berbahasa tulis terdiri atas keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan kegiatan memahami bahasa tulis, sedangkan menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapakan gagasan. Kedua keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan mulai dari kelas 1 SD. Dalam kesempatan ini hanya keterampilan membaca yang akan dibahas di bawah ini.

Pembelajaran Membaca Pemahaman (MP) dengan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT)

Upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran MP sebagai salah satu bentuk pembelajaran membaca dan keterampilan berbahasa di SD, strategi yang dapat digunakan adalah strategi AMBT (direct reading- thinking activities). Strategi ini berguna untuk yang berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks berlandas pada pendekatan proses membaca dimulai tahap prabaca, saatbaca, pascabaca,

Aktivitas yang dilakukan saat prabaca ini membangkitkan pengalaman atau skemata.. Hal Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain, menyanmpaikan tujuan membaca, menanyakan topik bacaan, menyampaikan langkah=langkah pembelajaran, mencatat prediksi-prediksi siswa di papan tulis.

Inisiasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD 3

Aktivitas pascabaca adalah aktivitas pengajaran setelah siswa melakukan kegiatan membaca. Pengajaran pada tahap pascabaca membaca ulang prediksi awal yang dikemukakan pada tahap prabaca, bertanya-jawab untuk merevisi/menguji prediksi awal, melakukan sharing hasil dalam diskusi kelas, serta menjawab pertanyaan tingkat literal, inferensial, kritis, dan kreatif secara individu.

Latihan

Saudara, uraian di atas diharapkan dapat memberikan pengetahuan strategi dalam keterampilan berbahasa. Untuk lebih memperdalam wawasan, Saudara diharapkan dapat membaca buku bahan ajar cetak pada unit 3. Selain itu, untuk mengetahui pemahaman Saudara tentang materi yang telah disajikan jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Buatlah sebuah contoh pembelajaran keterampilan menyimak-berbicara dengan menggunakan teknik simak terka!

2. Buatlah sebuah contoh pembelajaran keterampilan membaca dengan menggunakan Strategi Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT) Pilihlah sebuah teks, lalu jelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan strategi AMBT.

Saudara Mahasiswa, setelah selesai mengerjakan latihan tersebut, segera kirimkan melalui email kepada tutor online Anda. Umpan balik akan dapat Anda terima paling lambat 2 minggu setelah batas akhir pengiriman. Jangan segan untuk menghubungi tutor online Saudara jika mengalami kesulitan.

Selamat mengerjakan dan semoga sukses

4 Inisiasi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Strategi Pembelajaran Bahasa

A. Hakikat Bahasa

1. Pengertian Bahasa

Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari sifatnya, yaitu :

a. sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna;

b. manasuka, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya;

c. ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia;

d. manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya;

e. komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam kegiatannya.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

2. Bentuk dan Makna Bahasa

Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari (a) unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang terbesar), yaitu : fonem, suku kata, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana; (b) unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari : tekanan, nada, durasi, dan perhentian. Sedangkan makna bahasa terdiri dari : makna morfemis, makna leksikal, makna sintaksis, dan makna wacana.

3. Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi

a. fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar anggota masyarakat;

b. fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan-tekanan perasaan pembicara;

c. fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat;

d. fungsi kontrol sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.

Fungsi khusus bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu : (a) fungsi untuk menjalankan administrasi negara, (b) fungsi sebagai alat pemersatu, dan (c) fungsi sebagai wadah penampung kebudayaan.

4. Ragam Bahasa

Bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. bentuk wacana, terdiri dari ragam ilmiah dan ragam populer;

b. bentuk sarana, terdiri dari ragam lisan dan ragam tulisan;

c. sudut pendidikan, terdiri dari ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku.

Bahasa baku memiliki ciri : (a) sifat kemantapan dinamis, (b) sifat kecendikiaan, dan (c) sifat penalaran yang teratur dan logis.

B. Belajar Bahasa

1. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Keberhasilan belajar bahasa dipengaruhi oleh faktor eksternal (guru, lingkungan, teman, keluarga, orang tua, masyarakat, dan lain-lain) dan faktor internal (motivasi, minat, bakat, sikap, kecerdasan, dan lain-lain).

Berdasarkan faktor eksternal, ada tiga prinsip belajar bahasa, yaitu : (a) memberikan situasi dan materi belajar sesuai respon yang diharapkan siswa, (b) ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lam, (c) ada penguatan respon belajar siswa.

Berdasarkan faktor internal, belajar bahasa dapat dibantu dengan berbagai media visual, audio, atau audio visual.

2. Jenis Keterampilan dan Perilaku dalam Belajar Bahasa

Secara umum keterampilan belajar bahasa meliputi : (a) keterampilan menyimak, (b) keterampilan berbicara, (c) keterampilan membaca, dan (d) keterampilan menulis.

Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling kompleks (luas), yang dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :

a. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Perilaku eksternalnya (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.

b. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan (perilaku internal) dan perilaku eksternalnya adalah mengingat kaidah bahasa.

c. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi baru (perilaku internal). Perilaku eksternalnya (produktif) yaitu aplikasi pengetahuan/kaidah bahasa.

d. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam berkomunikasi. Perilaku eksternalnya (produktif) adalah ekspresi diri baik lisan atau tulisan.

C. Strategi Pembelajaran Bahasa

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi bermakna sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dapat diartikan pula sebagai upaya untuk mensiasati agar tujuan suatu kegiatan dapat tercapai.

Salah satu unsur dalam strategi pembelajaran adalah menguasai berbagai metoda/teknik pembelajaran. ciri suatu metoda/teknik pembelajaran yang baik adalah :

a. mengundang rasa ingin tahu murid;

b. menantang murid untuk belajar;

c. memngaktifkan mental, fisik, dan psikis murid;

d. memudahkan guru;

e. mengembangkan kreativitas murid;

f. mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.

Beberapa metode/teknik yang perlu dikuasai guru dalam mengajarkan bahasa antara lain : diskusi, inkuiri, sosiodrama (bermain peran), tanya jawab, penugasan, latihan, dan bercerita.

2. Contoh Penerapan Teknik Penyajian dalam Strategi Pembelajaran Bahasan

a. Teknik diskusi

Tujuan penggunaan :

1) mengembangkan pengetahuan untuk pemecahan masalah;

2) menyampaikan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar;

3) menghargai pendapat orang lain;

4) berpikir kreatif dan kritis

Teknik diskusi melatih siswa :

1) merumuskan masalah;

2) menetapkan tema;

3) menyampaikan pendapat dengan tanggung jawab;

4) menghargai pendapat orang lain;

5) menarik kesimpulan;

6) menyusun laporan diskusi

Langkah-langkah pembelajaran :

1) guru menyiapkan kartu-kartu masalah untuk setiap kelompok;

2) guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan menetapkan ketua, moderator, dan penulis;

3) guru memberi petunjuk cara berdiskusi;

4) murid membaca kartu masalah;

5) guru membimbing murid berdiskusi memecahkan masalah;

6) murid mengakhiri diskusi dengan menulis jawaban masalah;

7) laporan setiap kelompok;

8) guru membimbing siswa menyimpulkan jawaban penegasan, dan penguatan.

b. Teknik inkuiri

Teknik inkuiri siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat menemukan cara pemecahannya.

Tujuan penggunaan :

1) mengembangkan percaya diri;

2) mendorong siswa berpikir dan bekerja menurut inisiatifnya;

3) mengembangkan bakat dan kecakapan hidup;

4) memberi kesempatan belajar mandiri;

5) mendorong murid memperoleh informasi.

Teknik inkuiri melatih siswa :

1) menyusun rencana kegiatan;

2) menentukan sasaran dan target kegiatan;

3) berkomunikasi dengan orang lain;

4) mencari sumber informasi

Langkah-langkah pembelajaran (siswa melakukan wawancara) :

1) guru memberi contoh sebuah teks wawancara;

2) guru mengarahkan kegiatan siswa dan menjelaskan sopan santun berwawancara;

3) murid merencanakan wawancara : menetapkan topik dan nara sumber;

4) murid menyusun pertanyaan (pedoman) untuk wawancara;

5) guru mengundang nara sumber atau menyuruh siswa mendatangi nara sumber;

6) murid berbagi tugas dalam kelompoknya : pewawancara, penulis, dan pengamat;

7) murid menyusun laporan hasil wawancara

Komponen Strategi Pembelajaran

Dalam menerapkan strategi pembelajaran ada beberapa komponen yang harus diperhatikan agar dalam kegiatan pembelajaran tercapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Menurut Dick and Carey menyebutkan adanya 5 komponen strategi pembelajaran yakni :

1. Kegiatan pembelajaran pendahuluan.

2. Penyampaian informasi.

3. Partisipasi siswa

4. Tes, dan

5. Kegiatan lanjutan

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gagne and Briggs, komponen dalam strategi pembelajaran adalah :

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian.

2) Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa.

3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberi stimulus (masalah, topic, konsep).

5) Memberi petunjuk belajar (cara mempelajari).

6) Menimbulkan penampilkan siswa

7) Memberi umpan balik

8) Menilai penampilan

9) Menyimpulkan.

Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkkan menjadi :

1. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran

mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.

a) Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

b) Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi pelajaran.

c) Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.

2. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.

Macam-macam metode pembelajaran adalah :

a) Metode ceramah g) Metode pembelajaran terprogram

b) Metode demonstrasi h) Metode discovery

c) Metode simulasi i) Metode do-look-learn

d) Metode diskusi j) Metode praktikum

e) Metode studi mandiri k) Metode bermain peran

f) Metode studi kasus l) dll.

3. Komponen ketiga yaitu media yang digunakan.

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak,dsb. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran

b) Dukungan terhadap isi pelajaran

c) Kemudahan memperoleh media

d) Keterampilan guru dalam menggunakannya

e) Ketersediaan waktu menggunakannya

f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

4. Komponen keempat adalah waktu tatap muka.

Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

5. Komponen kelima adalah pengelolaan kelas.

Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar

27 September 2008

STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Difilekan di bawah: Diklat — Heru Subrata @ 04:10

A. PENDAHULUAN

Pengajaran bahasa Indonesia di SD, dilaksanakan dengan mengacu pada KBK atau KTSP. Keterampilan yang dikembangkan mencakup empat keterampilan, yakni (1) menyimak/mendengarkan; (2) berbicara; (3) membaca; dan (4) menulis. Dalam pelaksanaan pengajarannya guru seyogyanya selalu memperhatikan prinsip pembelajaran yang disarankan oleh Kurikulum yang terkenal dengan akronim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Ada tiga istilah yang lazim dihubungkan dengan prosedur KBM, yakni pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi, prinsip, dan sistematika konsep secara utuh dan menyeluruh untuk menyiasati pencapaian tujuan pembelajaran.Metode merupakan seperangkat konsep yang disusun secara prosedural guna mencapai kompetensi khusus. Sementara teknik atau strategi merupakan pola KBM yang disusun secara sistematis sesuai dengan pokok bahasan dan fokus pembelajaran secara kontekstualsesuai dengan kondisi, situasi, tempat peristiwa KBM berlangsung.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, ada beberapa strategi yang ditawarkan kepada guru untuk dijadikan alternatif pilihan dalam menentukan pola KBM. Adapun strategi-strategi tersebut, adalah.

B. STRATEGI PEMBELAJARAN MENYIMAK

Ada beberapa strateki pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru untuk mengajarkan menyimak, yakni

Strategi Pertanyaan dan Jawaban (PJ)

Strategi ini merupakan strategi yang paling sederhana dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :

1) Guru mengemukakan judul bahan simakan

2) Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan

3) Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung

4) Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

5) Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa

6) Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).

Strategi Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML atau DLA (Direct Listening Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:

1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak

2) Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.

3) Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual

4) Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.

Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA (Direct Listening Thinking Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah.

1) Persiapan menyimak : Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah” Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah? Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.

2) Membaca Nyaring: Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb. Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.

3) Refleksi dan penyampaian pendapat. Guru mengakhiri pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh, tentang alur, seting dsb.

C. STRATEGI PENGAJARAN MEMBACA

1. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading Activities)

Penggunaan strategi KML adalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.

1) Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.

2) Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.

3) Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.

2. Strategi SQ3R (Survey, Questions, Read, Recite, Review)

Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah

1) Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca. Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.

2) Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).

3) Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.

3. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)

Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah

1) Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah

2) Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan

3) Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.

4) Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.

4. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities)

Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.

1) Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnya “Apa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”

2) Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.

3) Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”

4) Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.

Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship)

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.

Ø Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”

Ø Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara Lingkungan Nyaman?”

Ø Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan kehidupan keluarga?”.

Ø Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang, dan tumbuhan?”

Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah

1) Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya.

2) Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.

3) Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.

Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.

1) Persiapan : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.

2) Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.

3) Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.

D. STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS

Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing Process)

Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang ditempuh, adalah

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.

2) Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul, hubungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam penulisan cerita diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.

3) Berdasarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2) menulis draf, dan (3) melakukan perbaikan.

Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct Writing Activities)

Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah.

1) Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.

2) Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.

3) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan menyusun draf karya tulis.

4) Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling memberi bahan masukan

5) Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki

6) Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.

7) Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau membacakan di depan kelas.

E. STRATEGI PEMBELAJARAN BERBICARA

Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut atau pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan. Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah sambutan.

Bentuk KBM lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam pembelajaran dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan KBM wicara dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat dijabarkan berdasarkan identifikasi dari uraian yang terdapat dalam buku pelajaran.

CONTOH MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V/I

Tema : Peristiwa

Subtema : Bencana Alam/Gunung Meletus

Aspek : Mendengarkan

A. Kompetensi Dasar : Mendengarkan Berita

B. Indikator :

1) Siswa dapat menyebutkan pokok-pokok berita yang didengar

2) Siswa dapat menyusun laporan berita yang telah didengar dalam bentuk deskripsi

C. Materi Pembelajaran : Berita, Pokok-pokok berita

D. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Resitasi

E. Strategi Pembelajaran

1. Kegiatan Awal

Guru bertanya jawab tentang hal yang berhubungan dengan peristiwa alam, misalnya” Pernahkah kamu mengalami, melihat, atau mendengar berita tentang gerhana, gempa, atau gunung meletus? Bagaimana perasanmu dengan peristiwa tersebut? Dll untuk membangkitkan pengalaman dan pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti

Ø Siswa mendengarkan rekaman berita yang diputar oleh guru melalui tape recorder

Ø Siswa mencatat pokok-pokok berita yang didengar

Ø Secara berkelompok siswa mendiskusikan pokok-pokok berita berdasarkan pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

Ø Siswa menyusun laporan berita yang didengar berdasarkan hasil diskusi tentang pokok-pokok berita dalam bentuk deskripsi.

Ø Wakil dari masing-masing kelompok membacakan laporan hasil diskusi

Ø Siswa kelompok lain menanggapi isi dan mengadakan koreksi dengan dipimpin oleh guru.

3. Kegiatan Akhir

Ø Guru memberikan umpan balik secara klasikal berupa tanggapan terhadap hasil pekerjaan siswa mengenai pokok-pokok berita dan susunan laporan siswa.

Ø Guru memberikan tugas di rumah untuk menyimak berita kemudian menuliskan pokok-pokok berita untuk dilaporkan.

Sumber dan Media

Sumber : Berita

Media : Tape Recorder dan kaset rekaman

Evaluasi

Evaluasi Proses : Penilaian dilakukan pada kemampuan siswa dalam menemukan pokok-pokok berita dan menyusun laporan berdasarkan rambu-rambu pertanyaan.

LKS

Simaklah dengan baik berita yang diputar dari kaset, kemudian tuliskan pokok-pokok berita. Gunakan pedoman daftar pertanyaan berikut.

T E K S B E R I T A ( KASET DIPUTAR)

NO

Pertanyaan

Jawaban

Pokok-pokok berita

1

Peristiwa apa yang terjadi?

2

Gunung apa yang meletus?

3

Di mana tempat terjadinya?

4

Kapan terjadinya?

5

Ada korbannya? Siapa dan apa?

6

Apa tindakan pemerintah?

Susunlah sebuah laporan berdasarkan pokok-pokok berita yang telah kamu catat.

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

CONTOH II

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2

Tema : Lingkungan

Subtema : Lingkungan Sekolah

Aspek : Menulis

I. Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan puisi untuk anak.

II Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

III Indikator

Menentukan topik puisi yang akan ditulis

Menuliskan kesan visual tentang benda sekitar dengan menggunakan kata-kata konkret

Menulis puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai medianya.

Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

IV Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan topik puisi yang akan ditulis

Siswa dapat menuliskan kesan visual tentang benda-benda sekitar dengan menggunakan kata-kata konkret

Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

V Materi Pembelajaran

Puisi Bebas

Cara menulis puisi

VI Metode Pembelajaran

Pemodelan

Demonstrasi

Penugasan

VII Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal ( 10 ‘)

Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai apersepsi

b. Kegiatan Inti ( 60’ )

o Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang puisi yang pernah dipelajari dengan puisi bebas yang akan dipelajari

o Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu benda dengan menggunakan kata-kata konkret

o Siswa memperhatikan contoh dari guru penulisan puisi dengan menggunakan media benda-benda sekitar

o Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

o Siswa diminta mencari objek di sekitar untuk dituangkan dalam bentuk puisi sederhana

o Secara berpasangan siswa diminta untuk sharing, saling memberikan masukan dan koreksi terhadap puisi yang ditulisnya

o Siswa memperbaiki puisinya berdasarkan masukan temannya dan menuliskan kembali dengan tulisan yang baik dan benar

o Secara bergilir siswa maju untuk membacakan puisi hasil tulisannya.

Kegiatan Akhir (10’)

o Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan materi, yaitu cara menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

o Siswa diberi tugas rumah

Sumber Belajar

o Lingkungan benda-benda sekitar

o KTSP 2006

o Buku Pelajaran Bahasa Indonesia jilid IV

Penilaian

Tes dan Unjuk kerja

SOAL

1. Identifikasi minimal tiga objek yang menurutmu paling menarik untuk kamu jadikan bahan menulis sebuah puisi

2. Tentukan satu objek dari tiga objek di atas kemudian tuliskan kata-kata konkret untuk menggambarkan bentuk visualisainya

3. Berdasarkan kalimat dan kata-kata konkret yang telah kamu tulis, susunlah sebuah puisi sederhana.

PEDOMAN PENSEKORAN UNTUK SOAL NO 2

KEGIATAN

SKOR

Siswa menuliskan 3 kalimat atau lebih

2

Siswa menuliskan 1-2 kalimat

1

Siswa tidak menuliskan apa-apa

0

PEDOMAN PENILAIAN UNTUK SOAL NO 3

NO

ASPEK

DESKRIPTOR

SKOR

1

Kesesuaian Isi

Isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih

1-2

2

Kesesuaian Visualisasi

Visualisasi sesuai dengan bendanya

1-2

3

Pilihan kata

Ketepatan dalam memilih kata

1,5-3

4

Penggunaan Ejaan

Ketepatan dalam menggunakan huruf besar, tanda baca, ketepatan penulisan

1-2

5

Kejelasan dan kerapian

Tulisan rapi dan jelas

0,5-1

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang strategi pembelajaran Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap pencapaian tujuan belajar, kajian pustaka penelitian ini akan difokuskan pada (1) pembelajaran bahasa, (2) strategi pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi metode dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia, dan (3) hasil pembelajaran

2.1 Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin (1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial, (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).

2.2 Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembicaraaan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pendekatan, metode, dan teknik mengajar. Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Pendekatan Pembelajaran

Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).

2.2.2 Metode Pembelajaran

Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.

Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) startegi pengelolaan pembelajaran (Degeng, 1989). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut.

(a) Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran

Adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lain-lain yang setingkat dengan itu. Strategi penyampaian pembelajaran adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari pebelajar. Adapun startegi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pebelajar dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.

Strategi pengorganisasian isi pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pengorganisasian pada tingkat mikro dan makro. Strategi mikro mengacu pada metode untuk mengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep atau prosedur atau prinsip. Sedangkan strategi makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi isis pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro lebih banyak berurusan dengan bagaimana memilih, menata ururtan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran yang paling berkaitan. Penataan ururtan isi mengacku pada keputusan tentang bagaimana cara menata atau menentukan ururtan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip hingga tampak keterkaitannya dan menjadi mudah dipahami.

(b) Strategi Penyampaian Pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi ini memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes).

Secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan strategi penyampaian, yaitu (1) media pembelajaran, (2) interaksi pebelajar dengan media, dan (3) bentuk belajar mengajar.

(1) Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan. Interkasi pebelajar dengan emdia adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar. Adapun bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri (Degeng, 1989).

Martin dan Brigss (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan pembelajaran.

Essef dan Essef (dalam Salamun, 2002) menyebutkan tiga kriteria dasar yang dapat digunakan untuk menyeleksi media, yaitu (1) kemampuan interaksi media di dalam menyajikan informasi kepada pebelajar, menyajikan respon pebelajar, dan mengevaluasi respon pebelajar, (2) implikasi biaya atau biaya awal melipui biaya peralatan, biaya material (tape, film, dan lain-lain) jumlah jam yang diperlukan, jumlah siswa yang menerima pembelajaran, jumlah jam yang diperlukan untuk pelatihan, dan (3) persyaratan yang mendukungh atau biaya operasional.

(2) Interaksi Pebelajar Dengan Media

Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan komponen penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian. Komponen ini penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa memebri gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu media pada kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu, komponen ini lebih menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan pembelajaran.

(3) Bentuk Belajar Mengajar

Gagne (196 mengemukakan bahwa “instruction designed for effective learning may be delivered in a number of ways and may use a variety of media”. Cara-cara untuk menyampaikan pembelajaran lebih mengacu pada jumlah pebelajar dan kreativitas penggunaan media. Bagaimanapun juga penyampaian pembelajaran dalam kelas besar menuntu penggunaan jenis media yang berbeda dari kelas kecil. Demikian pula untuk pembelajaran perseorangan dan belajar mandiri.

(c) Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada empat klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi (1) penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4) kontrol belajar.

Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu strategi baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi penyampaian pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan pembelajaran. Penjadwalan penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan “kapan dan berapa lama siswa menggunakan setiap komponen strategi pengorganisasian”. Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian melibatkan keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa lama seorang siswa menggunakan suatu jenis media”.

Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa penting sekali bagi keperluan pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan strategi pengelolaan. Hal ini berarti keputusan apapun yang dimabil haruslah didasarkan pad ainformasi yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa tentang suatu konsep, prosedur atau prinsip? Bila menggunakan pengorganisasian dengan hierarki belajar, keputusna yang tepat mengenai unsur-unsur mana saja yang ada dalam hierarki yang diajarkan perlu diambil. Semua ini dilakukan hanya apabila ada catatan yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa.

Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari pengelolaan inetraksi siswa dengan pembelajaran. Gunanya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagian besar bidang kajian studi sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran gagal menggunakannya sebagai alat motivasional. Akibatnya, bidang studi kehilangan daya tariknya dan yang tinggal hanya kumpulan fakta dan konsep, prosedur atau prinsip yang tidak bermakna.

Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers (dalam Machfudz, 2002) menyatakan dalam bukunya “Approaches and Methods in Language Teaching” bahwa metode pembelajaran bahasa terdiri dari (1) the oral approach and stiuasional language teaching, (2) the audio lingual method, (3) communicative language teaching, (4) total phsyical response, (5) silent way, (6) community language learning, (7) the natural approach, dan ( suggestopedia.

Saksomo (1984) menjelaskan bahwa metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) metode gramatika-alih bahasa, (2) metode mimikri-memorisasi, (3) metode langsung, metode oral, dan metode alami, (4) metode TPR dalam pengajaran menyimak dan berbicara, (5) metode diagnostik dalam pembelajaran membaca, (6) metode SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman, (7) metode APS dan metode WP2S dalam pembelajaran membaca permulaan, ( metode eklektik dalam pembelajaran membaca, dan (9) metode SAS dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan.

Menurut Reigeluth dan Merril (dalam Salamun, 2002) menyatakan bahwa klasifikasi variabel pembelajaran meliputi (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran.

(1) Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002). Kondisi ini tentunya berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda dengan halnya metode pembelajaran yang didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Semua cara tersebut dapat dimanipulasi oleh perancang-perancang pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Artinya klasifikasi variabel-variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel-variabelmempengaruhi penggunaan metode karena ia berinteraksi dengan metode danm sekaligus di luar kontrol perancang pembelajaran. Variabel dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang stuydi, (bahasa) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (c) karakteristik pebelajar.

(2) Metode Pembelajaran

Machfudz (2000) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat prosedural dalam arti penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002), metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh dalam menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.

(3) Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun, 2002). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu kefektifav, (2) efisiensi, dan (3) daya tarik.

Hasil pembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes), yaitu hasil nyata yang dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, dan hasil yang diinginkan (desired outcomes), yaitu tujuan yang ingin dicapai yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode sebaiknya digunakan klasifikasi variabel-variabel pembelajaran tersebut secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram berikut.

Kondisi

Tujuan dan karakteristik bidang studi

Kendala dan karakteristik bidang studi

Karakteristik siswa

Metode

Strategi pengorganisasian pembelajaran: strategi makro dan strategi mikro

Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran

Hasil

Keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

Diagram 1: Taksonomi variabel pembelajaran (diadaptasi dari Reigeluth dan Stein: 1983)

Keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan tingkat pencapaian pebelajar. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur rasio antara jefektifan dan jumlah waktu yang dipakai pebelajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tatik pembelajaran biasanya juga dapat diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untun tetap terus belajar. Adapaun daya tarik pembelajaran erat sekali dengan daya tarik bidang studi. Keduanya dipengaruhi kualitas belajar.

2.2.3 Teknik Pembelajaran

Istilah teknik dalam pembelajaran bahasa mengacu pada pengertian implementasi perencanaan pengajaran di depan kelas, yaitu penyajian pelajaran dalam kelas tertentu dalam jam dan materi tertentu pula. Teknik mengajar berupa berbagai macam cara, kegiatan, dan kiat (trik) untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Teknik pembelajaran bersifat implementasi, individual, dan situasional.

Saksomo (1983) menyebutkan teknik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) ceramah, (2) tanya—jawab , (3) diskusi, (4) pemebrian tugas dan resitasi, (5) demonstrasi dan eksperimen, (6) meramu pendapat (brainstorming), (7) mengajar di laboratorium, ( induktif, inkuiri, dan diskoveri, (9) peragaan, dramatisasi, dan ostensif, (10) simulasi, main peran, dan sosio-drama, (11) karya wisata dan bermain-main, dan (12) eklektik, campuran, dan serta—merta.

DAFTAR PUSTAKA

Basiran, Mokh. 1999. Apakah yang Dituntut GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum 1994?. Yogyakarta: Depdikbud

Darjowidjojo, Soenjono. 1994. Butir-butir Renungan Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Salatiga: Univeristas Kristen Satya Wacana

Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI

Depdikbud. 1995. Pedoman Proses Belajar Mengajar di SD. Jakarta: Proyek Pembinaan Sekolah Dasar

Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM

Moeleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya.

Saksomo, Dwi. 1983. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang

Salamun, M. 2002. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren. Tesis.. Tidak diterbitkan

Sholhah, Anik. 2000. Pertanyaan Tutor dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di UM. Skripsi. Tidak diterbitkan.

Subyakto, Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud

Sugiono, S. 1993. Pengajaran Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing. Makalah disajikan dalam Konferensi Bahasa Indonesia; VI. Jakarta: 28 Oktober—2 Nopember 1993

Suharyanto. 1999. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Yogyakarta: Depdikbud

Read more >>
 
Minima 4 coloum Blogger Template by Beloon-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template